Madu memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, imunomodulator, antitoksik, dan tonik, kata pakar Kateryna Markova. Madu memiliki sejumlah khasiat yang bermanfaat, namun perlu diperhatikan dosisnya saat dikonsumsi, kata ahli gizi Kateryna Markova.
“Pertama-tama, Anda perlu memahami bahwa madu bukanlah obat, melainkan obat. Dasar karbohidrat dalam madu adalah glukosa dan fruktosa, yang merupakan 90% dari semua gula dalam produk. Itulah mengapa penting untuk memperhatikan dosisnya! Madu digunakan dengan takaran 1 gram per kilogram berat manusia per hari,” ujarnya. Madu memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, imunomodulator, antitoksik, dan tonik, kata ahli gizi tersebut.
“Unsur jejak madu berada dalam bentuk yang paling cocok untuk asimilasi oleh tubuh manusia. Saat memilih madu, berikan preferensi hanya pada produk bersertifikat. Madu dari lebah utara adalah yang paling aktif secara biologis (karena kandungan enzim yang sangat aktif meningkat),” katanya.
Markova juga menilai penting untuk diperhatikan adanya kontraindikasi penggunaan madu. “Ini termasuk pembatasan karbohidrat untuk penyakit yang mendasarinya, resistensi insulin, dan intoleransi individu. Saya tidak menyarankan mengganti gula dengan madu,” sang ahli menyimpulkan.